Saya,
“Heather”. Ini bukan nama saya yg asli, untuk suatu alasan yg saya pikir paling
baik untuk cerita ini dan tidak
perlu kita pikirkan apa alasannya. Tapi jika memang anda memikirkan alasanku
untuk merubah Nama, saya yakin anda tau apa alsannya.
Aku adalah seorang janda yang berusia 35 tahun dan menjadi orang tua tunggal bagi anak ku.
Tinggiku sekitar 165 cm dengan berat badan kurang lebih 57 – 60 kg. Aku tau,
kebanyakan wanita tidak
berani mengatakan tentang berat badan mereka, tapi saya punya kelebihan dan
keberanian untuk mengatakan keadaan tubuhku sekarang karena aku tidak dikenal, sebenarnya tidak ada yg berbeda dalam cerita ini.
Ukuran buah dadaku 36 D, ukuran pinggangku cukup
proporsional, dan ukuran celana jeans 34 mengikuti ukurang pinggulku, dan
ukuran pantatku dimana sekarang umurku menginjak 35 tahun maka pantatku sedang
bahenol – bahenolnya, dan aku miliki kelebihan ini sejak umurku 20 tahun.
Tapi aku menganjurkan bahwa ukuran pantatku ini jangan
dijadikan sebagai barometer atau patokan untuk menilai perempuan, Tuhan tau yang terbaik untuk itu, dan Tuhan
memberikan anugerah ini kepada aku, yaitu pantatku yang sekarang ini, itu yang membuat almarhum suamiku tertarik
kepadaku, dan dia sangat senang dengan keberadaan pantatku yang seperti itu.
Aku lanjutkan ceritaku, sekitar 5 tahun yang lalu, aku kehilangan suamiku karena
penyakit kanker. Dia berjuang sekuat tenaga melawan maut untuk sembuh dari
penyakitnya, tapi akhirnya sekarang dia sudah beristirahat dengan damai, itu
adalah suatu kenyataan yang
sulit aku terima, bukan saja aku, tapi juga anak laki-laki ku yang berumur 10 tahun pada saat itu.
Kami berdua sangat kehilangan seorang Suami-Ayah yang baik, dan untuk waktu yang lama aku terus berpikir dan
mengkhayal jika suatu waktu dunia bisa membawa kami bertiga di dalam
kegembiraan dan kesukaan yang
pernah kami alami bersama.
Sebagai konsekwensi dari kematian suami ku, anak laki ku, yang tidak akan kusebutkan namanya
disini, tanpa kusadari seiring dengan berjalannya waktu dia sudah bertambah
besar dan dewasa dengan cepat. Dia tetap menjadi anak laki2 remaja yang serius, tapi diusianya yang masih remaja ini dia tetap
melakukan berbagai macam pekerjaan rumah seperti memangkas rumput di halaman
rumah kami dan semua pekerjaan kecil yang mudah ataupun pekerjaan yg berat.
Memang menurun dari sifat ayahnya, berdedikasi, penyayang dan memberi tanpa pamrih. Tidak ada pekerjaan rumah yang bisa saya minta darinya untuk
saya kerjakan sebelum dia mencoba untuk mengerjakannya sendiri dan bisa
diselesaikan dengan baik, walaupun pekerjaan itu diluar kemampuannya. Dia tetap
berusaha dengan baik.
Di tahun pertama tanpa suami dan ayah diatara kami, pada
malam hari aku selalu menangis, dan itulah sebabnya anak ku kehilangan masa2
riangnya, tetapi dia selalu datang kepadaku saat malam hari aku menangis dan
melingkarkan tanganya di pundak ku, dan mengatakan,
” Sudah Mam, Sudah”. Dia mencoba membuatku lebih nyaman, dan
aku merasa seperti berbunga bunga dibuatnya ketika dia menyeka air mataku,
ketika setiap malam perasaan ku hancur diterjang badai, aku akan terus sayang
dan setia kepada anaku ini sepanjang hidupku.
Dan pasti anda akan menduga, bahwa sepanjang hidupku aku
pasti akan terus membutukan dan bergantung kepada anak laki ku. Hari ke hari,
minggu ke minggu dan tahun ke tahun, Dian menjadi seperti Batu karang yang sangat kokoh, itu yang mungkin bisa kugambarkan
tentang kepribadian anakku yang
cukup tegar dalam mengarungi hidup ini, dan dia juga menjadi alasan utamaku
untuk tetap hidup dan bertahan sampai saat ini, dan aku akan melakukan apapun
untuknya.
Satu bulan setelah ulang tahunnya yg ke – 14 aku mulai
memperhatikan dia, bahwa anak laki ku ini sudah mulai berubah. Dia bertumbuh
semakin tinggi, terlihat semakin segar, dan ketampanan yang tetap melekat pada wajahnya, dan
disuatu malam saya mulai menyadari bahwa dia lebih dari seorang anak laki –
laki yang mulai bertumbuh
dewasa dan itu memang benar saya akui, segala ketegaran dan ketabahannya yang hadir di dalam hidupku, juga
memberikan dampak pada diriku
.
Seperti yang
anda ketahui, suatu malam aku mengalami kesepian yang teramat sangat. Dimana sudah terlalu
larut malam, dan aku mengetahui bahwa anak ku juga sudah tidur. Jadi aku
menenggak beberapa gelas anggur merah (red wine) untuk melonggarkan ketegangan
dari kesepian yang ada pada
diriku, lau aku kembali kekamar untuk kembali menghadapi kesepianku.
Aku membuat suatu kegiatan pribadi untuk menghabiskan rasa
kesepianku, mengganti pakaian ku dengan gaun tidur satin berwarna hitam yang bisa diterawang oleh mata,
tembus padang yang bisa
memerkan lekuk tubuhku, dengan celana dalam sexy yang terbingkai diantara selangkanganku yang bulu – bulu halusnya selalu
tertata rapih.
Aku juga tidak
mengerti kenapa aku selalu sangat bangga untuk menjaga bagian vital kewanitaan
tetap ditumbuhi bulu, mungkin hal tersebut adalah suatu fakta yang menjadikan aku tetap merasa sebagai
wanita yang selalu tampil
cantik. Aku tetap menjaga bulu2 pirangku, dan kadang kadang juga memakaikan
formula khusus pada buluku ini. Aku ingin selalu tampil sexy, menggairahkan,
dan selalu diinginkan. Aku menduga, mungkin yang menginginkan diriku ya hanya diriku, aku selalu ingin merasakan
gairah itu, walaupun hanya sedikit terasa pada diriku, disaat suamiku masih
hidup, dan sebelum dia sakit.
Setelah saya bercermin dan melihat diriku sendiri, aku
membelai tubuhku dan merasakan suatu sensasi dari gaun tidur ku yang sexy, yg membelai kulitku, lalu aku
manggapai laci lemariku yang
paling atas dan mengambil dildo getar/vibrator (alat bantu massturbasi)
kepercayaanku. Hal yg menyedihkan adalah karena aku teringat tentang hubungan
suami istri tentang aku dan suami ku beberapa tahun yang lalu, yg memang aku sarankan kepada
diriku untuk mengingatnya sebagi bahan masturbasiku, tapi aku tau aku tidak
bisa mengigatnya kembali secara penuh untuk mencapai orgasme ku dalam
bermasturbasi.
Aku langsung membaringkan tubuhku ke tempat tidur, dan
membuka pahaku mengangkang selebar dan senyaman mungkin dan aku mulai memuaskan
diriku. Dengan perlahan saat pertama, agar bisa merangsang memek dan klitorisku
yang perlahan semakin
menonjol, aku merasakan getaran yang
berdesir sangat halus namun terasa sangat kuat merangasang G-spotku yang sangat sensitif, yang secara otomatis membuat diriku
menggerakan tubuhku naik dan turun mengikuti intonasi dari getaran2 tersebut,
dan aku berharap kepada seluruh dunia bahwa itu adalah K0ntol yang sesungguhnya, yang mendesak dengan keras dan menggiringku
ke dalam godaan, memaksa diriku masuk kedalam persetubuhan memuaskan yang sangat panjang.
Aku tidak
tau kapan Anak laki ku terbangun, tapi intinya bukan karena dia terbangun.
Intinya adalah, bahwa aku lupa untuk menutup pintu kamar tidurku, mungkin
anggur (wine) yang aku minum
tadi sebelum tidur telah membuat ku menjadi pelupa, tapi melihat kejadian ini
aku menjadi ragu bahwa hal ini hanya kelupaan belaka.
Aku tidak
tau sudah berapa lama dia memperhatikan diriku, tapi dari mataku yang setengah tertutup aku dapat
melihat bayangannya dari cermin yang
ada di kamarku. Matanya menatap sepenuhnya kepada diriku, dan bayangan tatapan
mata coklatnya yang dalam
memperlihatkan gairah nafsu birahi yang sedang terbakar yang
tidak bisa aku temukan pada
orang lain, kecuali dari almarhum suamiku yang telah lama meninggal.
Dan intinya juga, aku sedang melakukan penetrasi memasukan
Vibrator ke dalam Memekku dengan pompaan2 yang sangat liar, merasakan getaran2 erotis dari vibrator itu yang menyentuh ujung dari
klitorisku, sambil mendengarkan suara2 yang dikeluarkan dari Memekku yang basah dan becek sewaktu aku memompa memekku dengan genggaman
alat seks yang batangnya aku
tancapkan berulang kali sedalam dalamnya kedalam memekku.
Sementara itu anak laki ku sudah berdiri menyenderkan
badannya di bibir pintu sambil memperhatikan dengan sesksama, matanya terpaku
pada setiap gerakan kecepatan sodokan yang kubuat dengan sangat bergairah dan menimbulkan suara gemercik
dan kilauan basah pada celah memekku. Aku juga melihat dia mengocok batang
k0ntolnya dengan cepat, tangannya dengan liar mengocok batang k0ntolnya yang keras, besar dan panjang dengan
memompanya keatas dan kebawah sambil dia memperhatikanku dengan seksama.
Aku tau, seharusnya aku menghentikan perbuatanku disini,
tapi sangat susah sekali untuk menghentikannya karena memang sudah 4 tahun tidak ada lagi yang menunjukan ketertarikan kepada diriku
semenjak suamiku meninggal dunia, saya rasa saya mulai merindukan gairah yang pernah diberikan almarhum suami
kepadaku.
Jadi, aku melanjutkan aksi masturbasiku dengan dildo yang berbentuk k0ntol terbuat dari
karet dan bisa bergetar itu lebih kencang dan lebih cepat lagi intonasinya
menancapkan kedalam lubang surga ku, sementara anak lakiku terlihat
bermasturbasi untuk ku.
Mengetahui bahwa dirinya melihat diriku secara langsung, hal
tersebut seperti mengirimkan getaran2 hasrat pada birahiku untuk menggerakan
tubuhku yang terbaring
terlentang di atas tempat tidur melalui gerakan punggungku naik dan turun
secara perlahan mengikuti intonasi gerakan keluar masuknya vibrator ke dalam
Memekku. Dan aku mulai menyadari bahwa diriku mulai megeluarkan suara
rintihan-rintihan dan erangan-erangan yamg aku sangat yakin dia pasti mendengarnya,
”Ssssshhh…..ah…yesss….Mmmmpfff. …aakhhh, enak sekali sayang,
masukan semua k0ntolmu Sayang….akhhh….”.
Suara rintihan yang memang
memaksa untuk keluar dari mulutku, untuk sebuar rasa birahi yang tak mungkin tertahankan.
Aku merasakan rangsangan yang sangat hebat pada saat itu. Walaupun aku tau bahwa sebenarnya
dengan semua gerarakan, tidakan
yang aku lakukan sekarang
adalah suatu kesalahan.
Lalu aku merasa seperti ditampar oleh suatu kepuasan birahi
yang sangat hebat, dan aku tidak bisa mengingat, kapan terakhir
aku mendapatkan klimaks seperti itu dengan bermasturbasi beberapa tahun
terakhir ini. Sebuah orgasme dari masturbasi yang membuat saraf pada Memekku terasa seperti tersetrum oleh listrik
tegangan tinggi dan menggetarkan tubuhku serta membuat ku mengeluarkan cairan
kepuasan yang mengalir dari
lubang memek yang berkontrasi
sangat hebat dan aku merasakan suatu kepuasan yang luar biasa nikmatnya dalam masturbasi kali ini, suatu sensasi yang sungguh tidak bisa dilukiskan jika masturbasi itu
ditonton oleh anak kandungku sendiri, yang juga sedang bermasturbasi karena melihat aksiku.
Akupun pun terus merintih selama gelombang gelombag birahi
terus berdatangan silih berganti menerpa diriku yang sedang sangat bernafsu,
” Oh..ah…Oh…yeahhh….aakkkkhhh”,” tanpa kusadari aku Orgasme,
”Sial, aku oragasme”,
aku berkata kepada diriku sendiri, pinggulku
terangkat,tersentak sangat liar dari tempat tidur, dan dari Memek ku
mengalirlah suatu cairan hangat berwana bening pekat seperti lahar yang tercurah dari gairah seksualku,
dan aku bisa melihat bayangan anak laki ku yang tetap bermasturbasi mengocok batang k0ntolnya dari cermin kaca yang ada di kamarku, dahinya
berkerut dengan wajah yang
penuh dengan konsentrasi memperhatikan garak geriku dan setiap inci dari tubuh
ibu kandungnya ini, yang
akhirnya dapat kulihat dengan jelas dengan kedua mataku bahwa dia juga berhasil
menggapai sebuah intisari dari kenikmatan bermasturbasi dengan sungguhan nyata, aku melihat dengan jelas
K0ntolnya menyemprotkan dengan hebat cairan berwarna Putih, dengan deras
spermanya yang sangat pekat
keluar dari ujung kepala k0ntol seorang anak laki laki ku yang lembut dan penyayg, yang dia tumpahkan sangat banyak sehingga
tercecer ke lantai.
Pemandangan yang
kulihat dengan keadaan mata tertutup setengah itu sungguh nyata, dan sangat
cukup membuatku kembali terserang oleh gelombang rangsangan gairah orgasme,
Memekku kembali bergetar sangat liar dan aku mulai merasakan kegilaan gairah
orgasme itu sekali lagi, aku pejamkan mataku dan aku mulai mengerang dengan
suara yang lebih keras dari
sebelumnya, seiring aku merasakan orgasme untuk yang kedua kali akhirnya orgasme itu
berangsur-angsur menurun dari gairah yang sangat tinggi, aku mulai membuka mataku dan melihat ke cermin,
ternyata Anak ku telah pergi dari situ dan menghilang dengan cepat dari
pandanganku.
Setelah kejadian itu, aku habiskan sisa waktu dari malam itu
di kamar merenung sambil meringkuk di atas tempat tidur dan merasa bersalah dan
malu akan kejadian yang baru
saja terjadi, merasa menjadi seperti seorang Ibu yang paling buruk di muka bumi ini, sambil
merasakan tetes2 terakhir cairan kewanitaanku yang keluar dari liang Memek yang membasahi liang kenikmatan itu. Aku merasakan kenikmatan dari
sebuah dosa, walupun bukan persetubuhan, tapi itu juga sudah pasti sebuah dosa.
Dengan air mata yg berusaha aku bendung di mataku, aku mengutuk perbuatan yang tadi aku lakukan di depan anak
lakiku, dan semua perbuatan buruk ku yang telah kuperbuat dengan penuh rasa penyesalan.
Setiap malam hari aku terus berpikir tentang kejadian itu
kembali mengingat gerakan demi gerakan yang aku lakukan dan yang
anak ku lakukan, dengan jelas sekali tergambar di dalam benakku dan kejadian
itu benar2 menggetarkan hatiku dan membuatku sangat gerah dan gemas, saat anak
laki ku menyemprotkan Spermanya sambil melihat Ibunya orgasme dengan liar
berkali kali dihadapannya, tapi tetap saja peristiwa itu membuatku kagum
walaupun aku merasa jijik dan muak bila mengingatnya.
Semua kejadian saat itu secara terperinci berdesir ke di
dalam benaku dan terus bertanya kepada diriku, mengapa aku mengizinkan itu
terjadi. Apakah saya membutuhkan kejadian seperti malam itu, untuk
membangkitkan gairah nafsuku, dengan cara mempertontonkan ketelanjanganku dan
gaya masturbasiku di depan anakku? Aku berpikir dan menyadari bahwa aku tidak mempunyai jawaban untuk hal
tersebut, dan aku meragukan kapan aku bisa menjawab pertanyaan itu.
Aku tidak
tau mengapa, saat aku sudah terhanyut di dalam tidurku, dan aku terbangun sudah
di pagi yang baru, dan aku
cepat2 mengganti gaun tidurku yang
sangat sexy itu yang memang
setiap malam aku gunakan untuk tidur, memang aku akui setelah kejadian itu aku
pernah bersumpah dengan sumpah serapahku untuk tidak akan pernah menggunakan gaun tidur itu lagi, aku merasa kotor,
nista dan sangat mesum jika teringat kembali saat aku merasakan nikmatnya suatu
kepuasan oragasme yang sangat
tinggi yang pernah terjadi
dalam hidupku dari masturbasi kali itu, dengan melihat Anak lakiku yang sedang oragasme menyemprotkan
sperma serta ceceran spremanya mengalir ke lantai, dan melihat diriku yang sedang menyetubuhi diri
sendiri.
Langsung aku lepas gaun tidurku itu dan mengambil kimono ku
memakai dan mengikatkan talinya di pinggangku. Dengan cepat aku menuju ke kamar
mandi untuk segera mandi dan membersihkan diri, karena aku merasa jijik dan
muak kepada diriku sendiri setelah semalaman tidur dengan gaunku itu. Sekarang
aku mulai mengetuk dahulu pintu kamar madiku sebelum aku menerobos masuk
kedalam, aku selalu waspada terhadap segala hal, jika ada yang diam2 mengintip atau tidak sengaja memperhatikan diriku sewaktu
aku mandi atau berganti pakaian, tapi kadang aku juga berharap untuk tau jika
memang dia sedang mengintip atau memperhatikanku selagi aku mandi atau
mengganti pakaian.
Yang aku
takutkan dan yang aku
harapkan pun terjadi, ketika ku buka pintu kamar mandi, aku melihat sesosok
tubuh yang ternyata adalah
Anak laki ku yang sedang asik
berada dibawah pancuran air dimana dia sedang mengocok batang k0ntolnya yang keras dan besar dengan sangat
liar dengan buih2 sabun yang
berlumur pada tangan dan k0ntolnya.
Aku berdiri terdiam sejenak untuk beberapa saat
memperhatikan dan menelan semua apa yang kulihat saat itu, tangannya yang sedang menggenggam dengan erat Batang kejantanan yang sangat keras seperti baja dan secara
liar memaju mundurkan genggaman itu pada k0ntolnya, lalu dia menyadari akan
kehadiran ku disitu dan terlihat dari wajahnya yang pucat pasi disertai kepanikan,
” Mam, aduh…ngapain disitu..aduh…!!!” kata anak ku dengan
sangat panik, matanya terlihat langsung bekaca-kaca tapi dia berusaha menutupi
rasa pucatnya, lalu dengan rasa malu dan kebingungannya dia berusaha menutupi
k0ntolnya dengan kedua tangannya.
“Oh..kamu, Maaf Sayang….seharusnya mama mengetuk dulu,
sebelum masuk” kataku dengan nada suara halus dan penuh keibuan, tapi aku tidak beranjak dari situ, karena
memang aku tidak mau pergi
dari situ.
Malahan aku melihat kearahnya sekali lagi. Dia tetap mencoba
dengan susah payah menyembunyikan k0ntolnya dari ku dengan kedua tangannya,
tapi harus ku akui bahwa sangat susah untuk menyembunyikan k0ntol yang sedang ereksi sebesar itu.
” Gpp.., sayang…Memang sudah seharusnya kamu merasakan hal
itu, dan itu merupakan hal yang
umum di umurmu”, aku katakan hal itu kepadanya dengan senyum simpul di bibirku
dengan penuh pengertian kepada.
Aku tau, kali ini dia tidak mengerti maksud dari ku barusan, dia masih terlihat takut dan
kaget dengan kehadiranku didekatnya sambil melihat tubuh telanjang dan k0ntol
besarnya yang mulai perlahan
mengecil berubah menjadi agak lembek karena ketakutannya.
” Kita bicarakan hal ini, ketika kamu sudah selesai “, aku
katakan kepadanya sekali lagi dan tidak
lupa tetap menyimpulkan senyum di bibirku kepadanya, lalu aku meninggalkan dia
di kamar mandi beranjak dari situ dan turun ke bawah menuju ke dapur.
Langkah demi langkah aku menjauh dari kamar mandi untuk
menuju ke dapur, aku bisa merasakan rangsangan dari apa yang kulihat tadi, perlahan lahan dari satu
langkah kelangkah selanjutnya mulai membuat Memekku menetesakan cairan sehingga
aku mulai merasakan basah di daerah selangkanganku, dan dapat kurasakan
wewangian dari gairah birahi yang
mulai merasuk ke dalam napasku secara halus dan perlahan.
Terbersit kembali olehku pada kejadian di kamar mandi tadi,
hanya k0ntol keras, besar dan panjang milik anak ku yang kembali membakar ku kedalam keinginan
birahi, dan semua kutukan kasar yang
pernah ku ucapkan untuk diriku sendiri atas kejadian yang pernah terjadi pada kami berdua tinggal
kenangan, karena klitoris dalam memekku sudah mengemis dan memohon untuk sebuah
perhatian.
Sesampainya aku di dapur, aku membuat secangkir kopi untuk
diriku sendiri lalu aku duduk di kursi meja makan dengan kaki menyilang dimana
kedua pahaku menumpu ke paha yang
satunya, aku tegangkan silangan pahaku sekuat mungkin sehingga Memekku terjepit
dan tertutup rapat akibat dari tekanan silangan pahaku untuk memudahkan diriku
menahahan denyutan Memekku dari rangsangan birahi yang mulai menyergapku dan memberikan aku
waktu sesaat sampai sebelum anak ku turun ke bawah.
Menurutku ini adalah saat yang tepat bagi diriku untuk membuat sebuah keputusan, aku akan
menjadi pengalaman sex yang
pertama bagi anak ku. Tapi hatiku berkata bahwa aku tidak boleh menjadi pengalaman pertamanya.
Dia sekarang sudah menjadi pemuda yang
tampan, dan aku yakin, mungkin beberapa wanita di sekolahnya ada yang bersedia untuk disetubuhi untuk
pertama kalinya oleh anakku. Kemudian setelah saya tau bahwa dia pernah
bersetubuh dengan teman wanitanya, barulah aku akan menjadi pengalaman
terbaiknya.
Itulah yang
kupikirkan sesaat samapai akhirnya anak ku turun kebawah dengan mengenakan kaos
dan celana yang agak basah
berkeringat, kepalanya tertunduk kebawah dan matanya menatap lantai dengan
perasaan yang sangat
bersalah, dengan perasaan bercampur malu yang terlukis di wajahnya yang tampan dan manis. Perlahan-lahan dia duduk di kursi yang berada di seberang meja, duduk
meghadap kearahku tapi dengan pandangan yang tidak berani memandang kearah mataku, melainkan menatap kearah
sekelilingnya dan berharap bisa duduk di tempat lain daripada duduk di kursi
itu.
“ Apakah kamu mau membicarakannya?” Aku bertanya kepada
dirinya dengan menatap tajam dari seberang meja,
walaupun sebenarnya adrenalin gairah birahiku sudah bedenyut
berpacu dengan nafsu, dan aku mulai merasakan licin di bagian selangkangan
dengan basahnya memekku yang
perlahan lahan mulai terangsang dan mengeluarkan cairan bening kewanitaanku di
diantara sela2 pahaku yg sedang tersilang rapat dan sangat erat, aku mencoba
bersuara dengan sangat lembut dan natural tentang semua hal yang baru saja terjadi.
“ Bbbbiiiicara…mengenai apa Maamm.., aku tttiiiidak tauu”,
akhirnya dia membalas pertanyaanku dengan suara yang terdengar sangat lemah lembut.
“Gpp … sayaaang, Mama tdk akan berpikir buruk jika kamu mau membicarakannya”. Aku berbicara dengan tenang, agar membuat dia merasa sedikit lebih nyaman dan mudah untuk mengerti tetang situasi yang ada pada kami sekarang, dan memudahkan dia untuk membicarakannya.
“ Janji ya Mam..!!” Kata anak ku sambil melirik kearah mata ku sesaat, dan kembali menatap kearah meja.
Aku menganggukan kepala dan melempar senyum kepadanya sambil
berkata,
” Ya, mama berjanji.” Jawabku dengan nada yang halus.
“Oke”, kata dia kepadaku sambil sedikit menganggukan kepalanya.
Menurutku dia tetap tidak yakin untuk mengatakannya atau mungkin bingung bagaimana harus
memulai pembicaraan.
“ Yang
kamu tau, sudah sejak kapan kamu mengeluarkan itu kamu?” Aku bertanya terlebih
dahulu untuk membuka pembicaraan dan memudahkan dia Anak ku untuk mengatakan yang sejujurnya, tapi pertanyaanku
ini bukan dengan maksud untuk tau sudah berapa kali dia menyemprotkan
mani/spermanya atau berapa kali dia onani/ masturbasi, atau sejak kapan dia
bermasturbasi dengan cara menghayalkan diriku.
Seperti anda baca sekarang, bahwa saya sudah mulai terbawa
dengan halus kedalam sebuah godaan yg bejat.
“Aku gak tau Mam, kira-kira…Mmm…baru-baru ini aja koq..” Dia
menjawab pertanyaan ku dengan menunduk menatap meja, gelisah dan sedikit tidak nyaman.
Sekali lagi aku menganggukan kepalaku menandakan aku
mengerti atas jawabannya, dan aku mulai mengajukan lagi beberapa pertanyaan
lagi dengan sangat hati-hati.
“ Mmm..Setelah kamu…., kamu tau kan itu…,setelah kamu
memuaskan dirimu dengan seperti itu, apakah kamu merasa lebih baik?”, aku
bertanya sambil merasakan sesuatu yang
terus menerus mulai membasahi diantara kedua belah pahaku.
“Kadang”, dia menjawab pertanyaanku.
“ Kadang, aku juga merasa kurang puas, Mam.” Dia langsung menyambung jawabannya nada suara yang pelan.
Saya memberikan senyuman lembut kepadanya. Ya Tuhan, saya
tau gimana rasanya itu, berarti faktanya adalah kita sama-sama merasakan hal yang sama dalam hal tersebut, aku
berkata di dalam hati.
“ Itu artinya kamu mulai bertumbuh menjadi Pria dewasa,
sayang…, dan apa yang kamu
lakukan itu merupakan suatu bagian dari proses pendewasaan kamu. Mmm… seperti yang kamu juga tau, Mama juga masih
melakukan itu koq, kamu tau kannn…,bermain dengan diri Mama sendiri. Jadi Mama
sangat mengerti tentang apa yang
kamu lakukan.” Aku mengatakannnya dengan memberikan senyuman yang agak sedikit nakal dan menggoda.
Penampilan anak laki ku pada saat itu memperlihatkan rasa
bersalahnya, dia seperti lebih merasa bersalah pada saat aku memberi tau
mengenai proses pendewasaan daripada tampilannya ketika aku melihat kelakuannya
tadi di kamar mandi. Maka aku mempunyai ide untuk bercerita, tentang hal
diantara kami yang mempunyai
kaitan khusus, dan aku memutuskan untuk membeberkannya di depan anak ku.
“ Mama tau sayang…, kamu melihat Mama kan beberapa Malam yang lalu…Mama tau, kamu melihat dan
menonton mama sedang bermasturbasi, dan Gpp juga Koq, It’s ok Sayang. Tidak ada yang salah dengan perlakuan kamu waktu itu.”
Aku mengatakannya dengan lembut tapi agak mengagetkan dirinya, seperti yang aku bayangkan sebelumnya.
Mata anak ku terbuka lebar saat aku mengatakan hal itu, dia
telihat sangat takut dan tertegun seakan akan tidak percaya dengan apa yang telah aku katakan.
“ Mm..mama, melihatku, Jadi Mama tau…?” Pernyataan yang keluar dari mulut anak ku
seakan akan melayang di udara
diatara kami.
Pertamanya, mukanya terlihat sangat pucat pasi, tetapi lama
kelamaan berubah menjadi kemerah-merahan menahan malu. Aku menganggukan kepala dan
kembali tersenyum kepadanya sambil menatap dia di seberang meja.
“ Yup, Mama melihat kamu pada malam itu dan mama juga lihat
apa yang sedang kamu lakukan
saat itu, tapi jangan khawatir, mama suka koq.” Aku katakan hal itu kepada anak
ku, dan akupun mulai merasakan rasa panas gairah libidokupun mulai terbangun
dalam diriku, sepertinya Memek ku ini sudah mulai berteriak teriak untuk di
masuki dengan penuh, dan siap untuk disetubuhi.
“ Jadi Mama, tau semua?” dia bertanya kembali, sambil
menyondongkan badannya kedepan lebih mendekat, dan aku dapat melihat ke dalam
dirinya bahwa hal yang tadi
dia takutkan menjadi suatu hal yang
sangat menarik bagi dia, dan matanya mulai terlihat sama seperti ketika dia
melihat diriku sedang menyetubuhi diriku sendiri yang terbuai dalam buaian kepuasan klimax
pada malam itu.
“Yup, Mama melihat dan tau semuanya, dan itu menjadikan mama
merasa lebih nyaman, karena melihat mu terlihat sangat enjoy waktu kamu
menonton mama.” Aku menjawabnya dengan sangat jujur, meskipun kata – kata
itupun terdengar agak bermasalah di kupingku, dan suara hati ku pun menyeringai
hal yang sama.
“ Sudah lama sekali Mama pengen itu, bahkan Mama sangat enjoy ketika Pemuda Ganteng seperti kamu melihat Mama sedang dalam keadaan begitu.”
Secara tidak langsung aku membuat pengakuan kepada anak ku, bahwa aku juga membutuhkan SEKS, aku mengatakan hal tersebut secara tersirat sambil menyapu bibir ku dengan lidah dan juga menyelipkan senyum simpul dari bibirku.
Dan keadaan menjadi sangat sunyi, kami terdiam sesaat dan
keadaan menjadi sangat hening, karena perkataan ku yang baru saja aku katakan.
“ Apakah kamu mau melihat yang lebih lagi dari yang kamu lihat pada waktu malam itu, sayang?”
Aku bertanya lagi kepada anak ku, dengan suara yang halus sedikit pelan tetapi perkataan ku itu seperti memecah keheningan.
“ Apakah kamu mau melihat yang lebih lagi dari yang kamu lihat pada waktu malam itu, sayang?”
Aku bertanya lagi kepada anak ku, dengan suara yang halus sedikit pelan tetapi perkataan ku itu seperti memecah keheningan.
Wajah anak ku terlihat seperti dipenuhi dengan kebingungan,
akibat pertanyaan ku, dan kepalanya perlahan lahan mulai setengah mengangguk
dengan pelan, dan matanya kembali menatap kearahku.
“ Ya…, aku mmm..mau Mmmaam,tapi…tapi….Mama kan tau….itu
adalah tindakan yang salah….,
itu gak boleh kan Mam?”
Dia bertanya kepadaku, dan pertanyaanya membuat aku berhenti dan berpikir untuk sesaat, apa lagi yang harus ku jelaskan kepadanya.
Dia bertanya kepadaku, dan pertanyaanya membuat aku berhenti dan berpikir untuk sesaat, apa lagi yang harus ku jelaskan kepadanya.
Apakah ada yang
salah dengan semua ini? Apakah dia merasa seperti di diremehkan? Mengapa dia
mengatakan itu? Tidak, aku
hanya ingin memberikan kepadanya sesuatu yang special dari diriku, dimana agar dia tau bahwa kasih sayang
ibunya hanya untuknya seorang.
“Tdk, sayang…gak ada yang salah dengan semua ini, apa yang akan kita lakukan bersama ini adalah sangat special, sebuah
kasih sayang, dan hanya antara kita saja, kamu ngerti maksud Mama kan?”
Aku bertanya untuk mengetahui apakah dia mengerti maksudku untuk masuk kedalam sebuah sumpah yang sangat rahasia, dan terjun ke dalam jalan yang merupakan bagian dari cinta dan persetubuhan sedarah, tapi pada saat itu aku tau bahwa aku memilih pilihan yang tepat.
Aku bertanya untuk mengetahui apakah dia mengerti maksudku untuk masuk kedalam sebuah sumpah yang sangat rahasia, dan terjun ke dalam jalan yang merupakan bagian dari cinta dan persetubuhan sedarah, tapi pada saat itu aku tau bahwa aku memilih pilihan yang tepat.
Untuk sementara aku melihat dia sedang berpikir untuk
melalui hal yang baru saja ku
tawarkan kepadanya, seperti yang
sudah pernah dia lakukan sebelumnya, lalu dia menganggukan kepalanya sekali
lagi, dan berkata,
” Ya, aku mengerti Mam”. Anak ku menjawab pelan, dengan
sedikit malu dan kekhawatiran yang
mulai terlihat jelas di wajahnya, dan sebuah senyum mulai terlihat dari
bibirnya dimana tatapan matanya melihat kearahku dengan tatapan yang tidak meyatakan suatu syarat apapun dan penuh kasih sayang.
Pada saat itu juga aku langsung berdiri dari bangku, dan
melepaskan ikatan kimonoku yang
mebuat kimoku tertutup rapat. Sambil membuka dengan perlahan, aku melihat
setiap gerak gerik anak ku, setiap emosi yang terlukis di wajahnya, perlahan aku buka ikatan kimonoku untuk
memperlihatkan tubuh telanjangku yang
berada di balik kimono, aku dapat melihat dia menatap secara langsung kearah
payudaraku yang besar dengan
putting susuku yang mulai
mengeras, dan tatapannya terus mengarah dari atas ke bawah kearah Memekku yang tercukur sangat rapih dan mulai
berkilau terbasahi oleh cairan kewanitaan yang memang sudah mengalir sejak tadi.
“ Kamu suka sayang, dengan keadaan Mama yang telanjang seperti ini di depan kamu?”
Aku bertanya dengan sedikit agak berbisik keras kepadanya.
Perlahan dia menganggukan kepalanya, dan aku tetap mengawasi
gerak geriknya yang sedang
menatap tajam kesetiap inci kearah tubuhku bagian demi bagian.
” Ya, Mam aku suka…”. Dia bergumam di dalam kebingungan dari
pemandangan yang sedang dia
lihat sekarang.
Aku bergerak mengelilingi meja sampai pada akhirnya aku
berdiri tepat di depan anak ku, dan aku dapat melihat bahwa ia mencoba untuk
menyembunyikan keadaan celananya yang
sudah mulai sesak dan menonjol dari ketelanjanganku, yang terlihat jelas dari keadaan celana yang dia pakai.
Aku sudah tidak bisa menahan diriku pada saat, aku melangkah lebih dekat kepadanya dan agak membukukan badan, lalu aku mengangkat dagunya dengan salah satu tanganku.
Aku sudah tidak bisa menahan diriku pada saat, aku melangkah lebih dekat kepadanya dan agak membukukan badan, lalu aku mengangkat dagunya dengan salah satu tanganku.
Ya Tuhan, dia melihatku dengan penuh kasih sayang, dengan
sepasang matanya yang
berwarna coklat, aku merasakan dirinya gemetar sewaktu kuangkat dagunya dan terlukis
pada wajahnya suatu keterangsangan tersembunyi, dan sedikit bingung dengan apa
yang akan kulakukan terhadap
dirinya.
”Ooohh..Sayang, apakah Mama membuat K0ntolmu jadi tegang?” aku bertanya
kepadanya dengan suara agak berbisik dan terdengar agak serak.
Dia mengangguk dengan sangat kaku dan menatap kearah
wajahku, sebelum dia mengatakan,
” i..i..iiya Mmma..am..”
suaranya terdengar pelan dan gemetar, sampai dengan saat ini dia masih mengingat sopan santun terhadap diriku sebagai Ibu Kandungnya.
” i..i..iiya Mmma..am..”
suaranya terdengar pelan dan gemetar, sampai dengan saat ini dia masih mengingat sopan santun terhadap diriku sebagai Ibu Kandungnya.
Aku mulai berlutut di depannya, dan aku bisa merasakan air
liurku sudah mulai mengalir membasahi bibirku, jantungku berdegup dengan
kencang dan aku merasakan gemuruh pada telingaku saat aku menyandarkannya di
wajah anak ku yang
kekanak-kanakan dan menurut ku dia tetap menjadi bayiku selamanya. Aku
sandarkan kepalaku pada wajahnya sambil berbisik,
” Santai aja ya sayang, Mama akan buat kamu merasa menjadi
lebih nyaman.” Aku berbisik kepadanya dengan jarak hanya beberapa inci antara
bibirku dengan bibirnya.
Aku tdk memberikan dia kesempatan kepadanya untuk menjawab
apapun, aku langsung mencium bibirnya, dan itu bukan merupakan suatu ciuman
seoarang Ibu, dan juga ciuman seorang anak. Itu adalah suatu ciuman bercinta.
Aku julurkan lidahku dari mulut dan melesatkannya kedalam mulutnya, perlahan aku putar lidahku mengelilingi di setiap inci mulutnya, lidahku bagaikan berdansa di dalam mulutnya dengan godaan-godaan yang menggiurkan dan menjilat lidahnya.
Aku julurkan lidahku dari mulut dan melesatkannya kedalam mulutnya, perlahan aku putar lidahku mengelilingi di setiap inci mulutnya, lidahku bagaikan berdansa di dalam mulutnya dengan godaan-godaan yang menggiurkan dan menjilat lidahnya.
Oh Tuhan, mulutnya terasa sangat enak lidahnya begitu lembut
menerima sapuan-sapuan liar dari lidahku, dan ciuman liarku itu membuatku
merasa tidak bisa menahan
libido ku yang semakin
terbakar gairah telarang, aku merasakan rangsangan yang teramat sangat, klitorisku sudah mulai
berdenyut-denyut dan memekku sudah sangat basah, dan aku sudah mulai tersakiti
oleh siksaan-siksaan rangsangan birahi dari anak kandung ku sendiri.
Puting susuku semakin mengeras, dan sudah sangat siap untuk
di gunakan, yang mungkin akan
dipergunakan dengan dihisap – hisap oleh anakku. Dalam kesempatan ini, selagi
aku mengulum lidahnya dan menjilat lidahnya, aku turunkan tanganku dan bergerak
masuk ke dalam kaos anakku lalu aku mulai membuka kaos yang dia pakai.
Anak ku merespon dengan baik, setiap bahasa tubuh yang aku berikan kepadanya, aku
menginstruksikan dengan penuh ketenangan, aku sentuh tangannya dengan perlahan
dan membimbing lengannya untuk meraba payudaraku, dengan respon yang baik dia mulai meraba belahan dadaku
dan juga jarinya mulai menyentuh putting susuku.
Aku kembali merasakan sentuhan tangan laki laki pada kulit ku, payudaraku yg terlihat secara nyata, dan dia mulai menelusuri kehalusan dari kulit payudarakuku setiap incinya dengan menggunakan jari-jarinya.
Aku kembali merasakan sentuhan tangan laki laki pada kulit ku, payudaraku yg terlihat secara nyata, dan dia mulai menelusuri kehalusan dari kulit payudarakuku setiap incinya dengan menggunakan jari-jarinya.
Setelah aku berhasil melepas bajunya aku mulai menciumi
sepanjang leher dan tulang kerah dekat pangkal lehernya. Sambil aku
mendengarkan nafasnya yang
terengah – engah dan sangat cepat karena rangsangan birahi yang memang belum pernah dia rasakan, dan
perlahan aku mulai mencoba untuk menyentuh bagaian sensitive pada tubuh anaku,
yang membuat bibirnya semakin
gemetar disambung dengan kibasan lidahku di bibir anak ku.
Bahkan aku semakin berlutut dan mulai mencium, menjilat dan
mengendus dada Anak ku yang
bidang , dan sesekali aku menjilat putingnya dan kadang menghisap dengan
gigit-gigitan kecil.
Dimana tanganku terus bergerak meraba tubuhnya, membuat
dirinya mabuk kepayang karena
rabaan tanganku, dan akhirnya sampailah tanganku di bawah, dan perlahan lahan
aku masukan tangan ku ke dalam celananya dan aku mulai merasakan denyutan
k0ntol anak ku, kuraih k0ntol anak ku yang sudah mengeras itu,
“ Ya Tuhan, Sayang…K0ntol kamu besar sekali “,
aku mengatakan di depan muka anak ku, dan wajahnya pun memerah sangat malu,
aku mengatakan di depan muka anak ku, dan wajahnya pun memerah sangat malu,
perlahan aku mulai menggenggam dan mulai mengocok k0ntolnya
dengan pelan di dalam celananya, sambil ku genggam k0ntolnya aku perhatikan
ekspresinya dan kukatakan,
“ Ini biar Mama yg urus, kamu duduk saja dengan tenang ya
sayang, nikmatin aja!!”
Aku katakan hal tersebut pada anak ku sambil mengedipkan salah satu mataku,
Aku katakan hal tersebut pada anak ku sambil mengedipkan salah satu mataku,
dengan pandangan yang penuh dengan gairah dan keinginan untuk mencapai suatu
persetubuhan sedarah yang
sangat nikmat.
“iii..yaaaa Mam, silahkan..”,
dengan tergagap-gagap dia menjawab pertanyaanku,aku melihat reaksinya menggigit bibirnya dan pinggulnya agak sedikit mengangkat menahan kenikmatan kocokan tanganku yang teratur naik dan turun sangat perlahan pada batang k0ntolnya yang semakin mengeras dan mulai mengeluarkan cairan bening dari ujung k0ntolnya, yang membuat k0ntolnya terasa semakin runcing dan mengkilat dalam genggaman jar-jari ku.
dengan tergagap-gagap dia menjawab pertanyaanku,aku melihat reaksinya menggigit bibirnya dan pinggulnya agak sedikit mengangkat menahan kenikmatan kocokan tanganku yang teratur naik dan turun sangat perlahan pada batang k0ntolnya yang semakin mengeras dan mulai mengeluarkan cairan bening dari ujung k0ntolnya, yang membuat k0ntolnya terasa semakin runcing dan mengkilat dalam genggaman jar-jari ku.
Aku genggam karet celana yang sudah mulia basah oleh keringat dan masih terlingkar di
pinggangnya, dan anak ku mengangkat pinggulnya dari bangku yang dia duduki sekarang, lalu kuturunkan
celananya sampai pada pergelangan kaki.
Maka terlihatlah secara langsung di depan mataku, pemandangan indah sebatang k0ntol yg besar dan keras serta urat – urat pada k0ntol yang terlihat semakin dan tambah berdenyut.
Maka terlihatlah secara langsung di depan mataku, pemandangan indah sebatang k0ntol yg besar dan keras serta urat – urat pada k0ntol yang terlihat semakin dan tambah berdenyut.
Kepala k0ntolnya yang besar dan kemerahan mulai meneteskan cairan bening pelumas yang semakin melicinkan kocokanku
sambil aku tetap memperhatikan dengan sekilas kedalam mata anakku, aku langsung
mendaratkan ujung lidahku untuk menjilat k0ntolnya mulai dari buah zakarnya,
bantangnya, sampai kepada ujung kepala k0ntolnya agar aku dapat merasakan
cairan bening yang terasa
agak asin berbau sangat khas dan sedikit kental yang keluar sedikit sedikit dari kepala
k0ntolnya.
Lalu aku mulai menjilat lagi dengan ujung lidahku kearah
buah zakarnya yang ditumbuhi bulu-bulu halus, aku jilat satu demi satu buah
zakarnya, aku hisap satu persatu dengan jilatan-jilatan nakal yang mengeliling buah zakarnya, dan akhirnya
aku lahap kedua buah zakarnya dengan mulutku yang memang sudah sangat lapar akan hasrat untuk bercinta, aku hisap
kedua zakarnya sekuat dan seliar yang
aku bisa.
Aku menyadari bahwa aku sudah melewati ambang batas, batas
moral antara Ibu dan Anak, dan aku tidak mungkin kembali atau menghentikan kejadian yang sedang terjadi sekarang, nasi sudah
menjadi bubur, kami sudah terbawa dan terperosok ke dalam hasrat birahi sedarah
antara Ibu dan anak, dan aku juga tiddak
peduli apapun, yang pasti
hasrat birahi yang sudah
terangsang ini harus terpuaskan.
Aku sangat menginginkan anakku dalam setiap keadaan, bagaikan
seorang wanita yang
menginginkan seorang pria yang
jauh lebih muda dan lebih bertenaga dari padanya, tapi yang ada adalah sebuah keserakahan dari
hasrat nafsu bersetubuh yang
sangat menggebu gebu dalam diriku.
Aku mau memuaskan anakku dan juga menyayanginya. Bukan hanya sebagai seorang Ibu, tapi aku juga mau dicintainya bagaikan seorang pacar atau Istri.
Aku mau memuaskan anakku dan juga menyayanginya. Bukan hanya sebagai seorang Ibu, tapi aku juga mau dicintainya bagaikan seorang pacar atau Istri.
Jadi bukan sebuah kejutan lagi untuk ku, waktu aku bersedia
memasukan salah satu buah zakarnya kedalam mulutku dan menjilat batang
k0ntolnya yang panjang dan
keras sampai dengan menjilati kepala K0ntol anak ku yang kemerahan, dan dengan perlahan mengocok
k0ntolnya sedalam mungkin kedalam kerongkongan melalui mulutku dengan jilatan
jilatan halus pada kepala k0ntolnya yang ada di dalam mulutku sehingga sapuan lidahku yang hangat dapat dengan bebas menjilati
saluran kencing di ujung k0ntolnya, yang pada akhirnya aku menghisap kepala k0ntolnya dengan sekuat
tenaga ku, dengan erangan-erangan yang
membuat anakku makin terangsang dan juga menyodokan k0ntolnya dalam-dalam
sampai terasa tenggorokanku seperti tersodok-sodok.
“Oohh…Maam..iisssep…yg…kuu…”,
aku mulai mendengar suara yang terucap dari mulut anak ku,
mesikipun dia tidak
menyelesaikan kata-katanya itu, mungkin dia agak segan kepadaku untuk
menyapaikan maksudnya itu, tapi aku dapat mengerti dari bahasa tubunya, yang menegang kuat dan bergoyang
seirama dengan kocokan mulutku kepada batang k0ntolnya, aku sangat mengerti
bahwa dia sedang menikmati nikmatnya sensasi menyodokan k0ntolnya dengan kasar
yang keras dan besar itu
kedalam mulut sampai mentok ketenggorakan ibu kandungnya sendiri, yang mungkin tdk pernah dia rasakan
sebelumnya atau mungkin anak lainpun tidak seberuntung dia.
Aku mengizinkan anak ku untuk menekan dengan keras sewaktu
k0ntolnya berada di dalam kerongonganku, sehingga aku terasa ingin muntah dan
langsung melepaskannya ketika aku hisap k0ntolnya dengan kuat, sehingga
menimbulkan bunyi,
“..plop..”,
ketika dia menarik k0ntolnya keluar dari mulutku
dan kami ulangi hal tersebut bekali kali, sehingga air liurku keluar sangat
banyak dan bececeran di k0ntol dan di lantai, sampai air liurku membentuk
seperti seutas benang yang
terhubung antara k0ntolnya dengan bibirku.
Kadang aku merasa sakit di tenggorakanku ketika dia
menghentakan k0ntolnya yang
besar, sehingga membuatku ingin memuntahkan seluruh isi perutku, tapi aku
menyukai kekasaran itu, karena memang sensasinya sangat berbeda, antara
menghisap k0ntol anak kandung dengan menghisap k0ntol pria lain. Terdengar
ocehan yg keluar darimulutnya tapi tidak terselesaikan,
“ Gpp sayang, kamu bisa berbicara apa saja kepada Mama,
keluarkan semua kata-kata kotormu yang
ada di dalam pikiranmu, aku akan sangat menyukainya.”,
aku katakan hal ini
sebelum aku memulai untuk sekali lagi melahap seluruh k0ntolnya dengan kedalam
mulutku,
sekali lagi kepalaku terayun ayun keatas dan kebawah seirama
semangat nafsu birahi anak ku yang
sedang terbakar hebat dengan tusukan dan hentakan k0ntolnya ke dalam mulutku,
suara dari hisapan mulutku pada k0ntolnya bergema sangat indah di kedua kuping
kami, tapi aku sangat sulit untuk menceritakan suara terengah – engah dan
erangan dari anak ku, karena aku yakin kalian pasti sudah bisa membayangkanya.
“Oohh…Fuck…itu rasanya enak banget Mam.”
Akhirnya keluar
juga kata2 seperti itu dari dalam mulutnya,
sambil mengerang dan terengah – engah, dan makin membuatku
menggila dan semakin liar, dan aku bisa merasakan pinggulnya naik dan turun
seiring dengan naik turunnya kepalaku dan hisapan demi hisapan yang aku lakukan, perlahan lahan aku mencoba
untuk menurunkan tempo hisapan ku agar dia bisa dengan leluasa melakukan
sodokan-sodokan satu demi satu secara perlahan ke dalam mulutku yang aku biarkan terbuka.
K0ntol anak ku adalah k0ntol terbaik yang pernah aku rasakan di dalam hidupku,
lembut tapi terasa sangat tebal di lidah, dengan aroma wewangian anak anak yang beranjak puber, bagaikan rusa
betina yang mencari aroma
sang jantan, tercium aroma kejantanannya yang merasuk menyengat ke dalam hidungku dengan aroma yang sangat memabukan.
Aku biarkan satu tanganku untuk menolong memberikan kocokan
dan hisapan keibuan pada k0ntol anakku, kuhisap kepala k0ntolnya bersamaan
dengan kocokan tanganku pada batangnya, mengocok batang k0ntolnya naik turun
secara teratur dan perlahan dengan tempo yang sama dengan hisapan mulutku pada kepala k0ntolnya yang sudah basah berlumur oleh
ludahku, dimana tanganku yang
satu lagi mulai menggapai bagian tubuhku yang lain yang
berada diantara kedua belah pahaku dan mulai meraba ,mengaduk Memekku dan
menggosok klitoris ku yang
sudah merengek rengek untuk sesuatu yang lebih dasyat, klitorisku bagaikan suatu tombol yang sangat sensitif dari semua bagian
tubuhku.
Sambil mulutku mengulum k0ntol anak ku, aku dapat mendengar
serangan-erangan yang keluar
dari mulutku sendiri diatara besarnya sumpalan kepala k0ntol anak ku, akibat
gesekan-gesekan klitoris yang
aku lakukan sendiri, hisapan yang
kulakukan pada k0ntol anak ku kadang terputus oleh erangan dan desahan yang keluar dari mulutku itu,
walaupun begitu suara2 tersebut bergema di telinga anakku dan membuatnya
semakin terangsang dengan debaran jantung didadanya yang bidang itu.
Sudah lebih dari sepuluh menit aku berlutut dan bergumul
dengan K0ntol anak ku sendiri, menghisap k0ntol anak lakiku tersayang, dan
akhirnya aku mulai memutuskan bahwa diriku ingin yang lebih dari sekedar mengihisap dan
menghisap, aku pikir aku tidak
perlu mengkoreksi tindakan yang
telah kami lakukan sepanjang waktu ini, pokoknya aku ingin lebih dari ini.
Perlahan dan semakin pelan tempo hisapan ku terhadap k0ntolnya, dan aku berhenti menhisap k0ntolnya dan menarik mulutku dari kepala k0ntolnnya.
Perlahan dan semakin pelan tempo hisapan ku terhadap k0ntolnya, dan aku berhenti menhisap k0ntolnya dan menarik mulutku dari kepala k0ntolnnya.
“ Apakah kamu mau menyetubuhi Mama-mu, Sayang?Apakah kamu
mau memasukan k0ntolmu yang
keras dan besar ini kedalam Memek Mama yang sudah Basah?”
Aku menayakan dengan suara yang agak serak, dan pelan kepada anak ku,
dengan keadaan tanganku yang
tetap mengocok pelan batang k0ntol anak ku yang masih dibasahi oleh air liur ku, sambil menatap matanya dimana
mataku sudah terbakar oleh hasrat gairah nafsu yang sudah lama aku bendung dan sudah lama sekali aku tidak merasakannya.
Dia menganggukan kepalanya dengan cepat untuk merespon
pertanyaanku, dan dia mengatakan dengan lembut kepadaku,
“ Iya Mam, aku mau menyetubuhi Mama dengan sangat hebat.”
Oh
Tuhan, mendengar perkataannya seperti itu darahku seperti mendidih dan membuat
lutuku gemetar, serta wajahnya yang
menimbulkan kesan keperkasaan membuatku hampir orgasme pada saat itu juga, tapi
dapat kutahan sehingga cairan bening memekku semakin membasahi selakanganku.
Akhirnya aku membuka semua kimonoku yang masih tergantung di bahuku dan
melemparkannya ke lantai, dan aku bergerak untuk berdiri tepat di sebelah meja.
Aku rasakan udara yang dingin membelai kulitku sering dengan posisi badanku yang kurebahkan diatas meja, payudaraku terasa dingin ketika bersentuhan dengan meja, kubuka selebar lebarnya kaki ku sehingga bisa terlihat dengan jelas dari belakang lubang anus dan lubang memekku, dan aku dapat merasakan kebasahan dari memekku yang cairannya mulai mengalir dari bibir memek ke selangkangan sampai pahaku bagian dalam.
Aku rasakan udara yang dingin membelai kulitku sering dengan posisi badanku yang kurebahkan diatas meja, payudaraku terasa dingin ketika bersentuhan dengan meja, kubuka selebar lebarnya kaki ku sehingga bisa terlihat dengan jelas dari belakang lubang anus dan lubang memekku, dan aku dapat merasakan kebasahan dari memekku yang cairannya mulai mengalir dari bibir memek ke selangkangan sampai pahaku bagian dalam.
“ Ayo sayang, setubuhi aku, masukan k0ntolmu ke lubang Mama!!”
Aku merengek kepada anak ku dengan rintihan – rintihan genit sambil
sedikit menunggingkan pantat ku yang
bulat dan montok ke udara agar memekku semakin merekah, dan aku siap menunggu
hujaman k0ntol anak ku, aku tidak
perlu memohon atau mengemis kepada anak ku agar dia datang dan memasukan
k0ntolnya kedalam liang kenikmatan Ibu kandungnya yang sudah sedari tadi basah.
Aku menoleh kebelakang dan melihat anak ku bangkit berdiri
dari kursinya dan terlihat jelas k0ntol besarnya ter ayun – ayun karena
pergerakan tubuh anak ku. Lalu aku bisa merasakan anak laki ku berada di
belakang tubuhku dan mulai meraih kedua buah pantatku dengan kedua tangannya
dan mulai membuka kondisi memekku yang
memang sudah terbuka lebar dan jadinya semakin lebar untuk mengetahui liang
kenikmatan itu, dengan erat dia mencengkram kedua bongkahan pantatku, dan aku
meraih k0ntolnya yang berada
diatara selangkangan ku yang
sudah sangat becek dan basah untuk menuntun k0ntolnya memasuki Liang memek ku yang sudah meneteskan cairan cairan
bening.
Dengan keadaan bokongku yang sudah terbuka lebar, akhirnya aku bisa merasakan secara langsung
ujung dari kepala K0ntol anak ku sudah menyentuh bibir Memek ku dan perlahan
kepala K0ntolnya yang besar
mulai memasuki liang Memek ku, aku mulai melakukan dorongan kebelakang
sebagaimana juga dia anak ku melakukan dorongan kedepan, akhirnya k0ntolnya
membelesak menerobos masuk kedalam Liang Memekku dan mengisi penuh setiap ruang
yang ada di dalam memek ku,
meskipun aku masih bisa merasakan beberapa inci batangnya yang belum masuk semua ke dalam Memek ku.
Dengan sekali sentakan kebelakang yang aku lakukan maka masuklah semua
k0ntolnya kedalam Memekku, k0ntol ayahnya pun tidak sebesar yang
dia miliki, dan rintihan kenikmatan mulai keluar dari mulutku sebagaimana anak
ku juga memulai dengan perlahan untuk menggoyangakan pinggulnya untuk
menyetubuhi diriku dengan lembut, dan aku juga membalas dorongannya dengan
dorongan, agar memberikan rasa nikmat kepadanya, sebagaimana yang dilakukan semua pasangan secara
manusiawi.
“Oh…shit sayang, Mama merasa sangat nyaman dengan k0ntolmu
berada di dalam Mama”,
aku katakan itu dengan rintihian kenikmatan yang kau rasakan ketika Pantat ku
bersentuhan dengan selakangannya yang
memposisikan k0ntolnya sedang dalam keadaan penuh di dalam Memek ku,
“ Ayo sayang, berikan Mama hentakan yang lebih keras lagi.” Hampir saja aku mengemis kepadanya.
Oh Tuhan, aku hanya ingin suatu persetubuhan yang sangat memuaskan, yang pastinya keinginan itu tidak bisa aku tahan.
Aku merasa berada dalam suatu kebahagiaan yang sulit untuk dilukiskan, saat Anak ku
menggenggam erat pinggulku dengan kedua tangannya dan memulai untuk
menghantamkan batang kenikmatan besarnya yang indah itu kedalam liang kenikmatan ku yang sudah sangat basah dan meneteskan
cairan-cairan kewanitaan.
Aku bisa mendengarkan suara-suara halus dari tabrakan antara
selangkangan Anak ku dengan bokong ku, ditambah lagi dengan suara gemericik yang mengairahkan dari memek ku yang basah, dan suara dari lenguhan
anak ku yang keluar dari
mulutnya ketika dia melakukan hujaman ke memekku dengan Monster k0ntolnya.
Dengan gaya semi doggy ini, dengan meja sebagai tumpuan ku, maka aku bisa
merasakan sensasi dari tepukan demi tepukan buah zakar anak ku yang berbulu halus di bagian klitorisku dan
membuat ku seperti lupa ingatan sesaat terbang ke nirwana.
Kenikmatan yang
kurasakan ini membuatku mulai mengeluarkan suara rintihan – rintihan keras, dan
lupa diri bahwa aku adalah ibu kandung dari anaku, aku seperti menuju kepada
suatu tempat yang sangat liar
sebagaimana aku pergi kepada suatu bintang yang terlihat sangat jauh dari mataku, dan suatu gairah mulai
terbakar dalam naluriku yang
sedikit demi sedikit mulai terbangun untuk suatu tujuan yaitu kenikmatan dari
suatu kepuasan orgasme yang
dimainkan secara keras.
Sudah setengah jam kami bergumul, dia masih tetap
menyetubuhi ku dengan posisi yang
sama, membungkuk dengan meja sebagai penopangku, sementara aku berusaha dengan
sekuat tenaga yag tersisa
menahan klimaks yang sudah
mulai merongrong ku menuju orgasme, aku berusaha menahan itu untuk
memperpanjang situasi persetubuhan sedarah ini sampai dengan saat-saat aku tidak bisa menahannya lagi.
Aku bertahan dengan mengencangkan otot otot memekku agar aku
tidak orgasme pada saat itu,
karena aku mau suatu persetubuhan yang
sangat panjang, hal ini malah membuat anakku tambah liar dengan sodokan nya,
karena sodokannya yang sangat
liar aku bisa merasakan memekku seperti sebuah bendungan yang sudah mulai banjir dan siap meluapkan
semua cairan kenikmatan seorang wanita, tubuhku bergetar sangat hebat bagaikan
diterpa oleh gelombang yang
sangat keras, belum, aku belum orgasme, aku hanya menahan orgasme ini, yang membuat aku semakin meracau
liar untuk menuju puncak kenikmatan dari sebuah persetubuhan sedarah antara Ibu
dan anak lakinya.
“Oh Tuhan, Sayaaaang….Mama keluar, Naaak…aaakhhh…”,
aku
berteriak, akhirnya aku mengalami orgasme tidak lama setelah aku bertahan untuk menahan orgasme itu, aku terengah – engah merasakan oragasme
ini, aku merintih keenakan sambil minggit bibir ku sendiri, saat Memek ku mulai
bergetar dengan hebatnya, berpacu dengan nikmatnya siksaan gairah persetubuhan
terlarang yg memaksa ku untuk orgasme, klimaks yang sangat manis mencengkram naluriku dengan sangat kuat, dan cairan
kewanitaan yang bening
seperti madu keluar dari memekku dengan tersembur kepada k0ntol anakku yang sedang keluar masuk di dalam
Memekku, semakin memperlancar perjalanan batang k0ntol anakku untuk keluar
masuk Memekku dengan kasar dan liar, cairan lengket tetapi sangat licin yang ikut melumasi pergesekan
sedarah ini, oragsme ini membuat ku mencengkram erat pinggiran meja, dan
membuatku seperti terdongak keatas sambil menerima sodokan-sodakan anakku yang membuat payudaraku bergoyang
dengan hebatnya.
Setelah beberapa saat aku merasakan nikmatnya orgasme,
anakku tetap melakukan penetrasi penetrasi keras kepada liang Memekku, dan aku
menghentikan penetrasi tersebut,
“ Sebentar sayang, kita lakukan dengan posisi yang berbeda, biarkan mama membalik
Badan mama.”
Anak ku mencabut k0ntolnya dari Memekku, dan aku bangkit dan
memutar tubuhku, lalu duduk diatas meja dan mengangkat serta melebarkan kaki ku
selabar lebarnya untuknya, agar dia bisa dengan jelas melihat memekku sama
seperti gaya pada waktu malam itu dia melihatku sedang bermasturbasi di
kamarku.
Dengan posisi dan gaya seperti ini, aku dapat melihat mimik
wajahnya dengan sempurna, wajah anak lelaki ku yang tampan masih kekanak kanakan yang mengucurkan keringat, dan tatapan matanya yang sangat bergairah terbakar oleh nafsu
seksual yang sangat tinggi.
Sekali lagi aku raih K0ntolnya yang basah dan lengket karena cairan
oragasme ku dengan genggaman tangan ku, untuk menuntunnya kembali masuk kedalam
liang memekku yang hangat.
Dengan sekali dorongan pinggulnya, k0ntolnya masuk kembali kedalam memekku, dan
kembali membawa perasaan kasih sayangku sebagai seorang ibu kandungnya kedalam
suatu sensasi yang
menakjubkan, dan sekali lagi persetubuhan sedarah itu dimulai yang mungkin merupakan wujud bahwa memang
kiamat sudah dekat. Aku bisa mendengar bunyi dari meja yang aku khawatirkan patah, seiring dengan
ayunan pinggul anakku yang
terangkat seperti didongkrak dan meluncur menghantamkan k0ntolnya kedalam
Memekku.
“ Ya, seperti itu sayang, setubuhi Mama sesukamu, lebih
keras lagi sayang,….aaakhhh…buat mama ketagihan akan k0ntol mu!!”
Aku mengerang
sambil meracau seperti pelacur, dan aku melingkarkan kedua kaki ku di
pinggangnya mengunci pinggangnya dengan jepitan paha ku yang halus, aku tidak mau dia mencabut k0ntolnya dari ku
atau seperti aku tidak mau
kehilangan dia.
Hujaman demi hujaman k0ntolnya yang mengantam memekku masuk semakin dalam
dan sampai menerobos kedalam rahimku.
Ya Tuhan, ternyata dia tau betul bagaimana caranya bercinta,
sehingga aku tidak perlu
menunggu lama untuk merasakan seluruh k0ntolnya masuk dan meluncur di sepanjang
titik rangsangku.
Sementara itu aku merasakan gelombang pasang surut klimax
mulai menerpa ku kembali, kali ini aku harus bisa menahanya, aku menatap wajah
anakku yang ternyata mungkin
tidak lama lagi akan orgasme,
aku rasakan k0ntolnya mulai berdenyut kuat di dalam memekku yang siap untuk menyemprotkan cairan putih
pekatnya.
Secepatnya aku tegakan badanku dan aku peluk Anakku sedekat
dan serat mungkin dengan melingkarkan tanganku dilehernya dan kakiku melingkar
erat di pinggangnya, seiring dia tetap melakukan penetrasi penetrasi liarnya
terhadap diriku kedalam memekku tanpa mengenal rasa ampun.
“Aaaaakkkhhhhh….Mmmmmpphhhh…..Ya Tuhan, Mama Keluar lagi
sayang…ssshhhhh Ooohhh…!!!”,
aku hampir berteriak di kuping anak ku seiring
dengan orgasme ku untuk yang
kedua kalinya,
kali itu aku sungguh-sungguh kehilangan kontrol dan terlihat
sangat liar, aku meng-eratkan lingkaran lengan dan pahaku pada tubuh anak ku
sampai pantatku sedikit terangkat dari meja, yang semakin memudahkan hujaman-hujaman k0ntolnya menerobos masuk
sampai ke rahimku.
“ Ah Sial, aku juga mau keluar Mam”, belum selesai aku
oragasme tiba-tiba anakku melenguh dan berkata seperti itu, sambil mencengkram
bahuku, tetapi dia tidak
mengeluarkan k0ntolnya dari dalam memekku, dia terus menyodok memekku lebih
dalam dan semakin dalam.
“ Keluarin sayang, keluarin aja jangan ditahan, keluarin aja di dalam !!” Aku instruksikan hal tersebut kepada anakku, yang memang situasi itu sudah tidak mungkin lagi untuk ditahan atau ditunda.
“ semprotkan semua sperma mu kedalam Memek Mama, Sayang!!!”
Aku menyerukan
kalimat itu kepada anak ku seiring dengan oragasme keduaku yang masih berlangsung panjang, yg membuatku
lupa untuk berteriak puas karenanya, dan cairan kewanitaan ku mulai membanjiri
dan menyembur bersamaan dengan kepuasan klimaks yang sedang dialami oleh anakku.
Aku bisa merasakan dua sampai tiga kali sodokan keras dan
dalam sampai terasa ke dalam rahimku, waktu anak ku mengalami orgasme. Saat
sodokan itu juga aku merasakan k0ntol anakku mengembang besar di dalam Memekku
lalu aku merasakan sesuatu yang
hangat yang ternyata dia
mulai menyeprotkan cairan kejantanannya yang kental dan pekat secara bertubi – tubi kedalam rahim ku, rahim
dimana dia dulu dibuat, dan rahim dimana dulu dia tinggal selama 9 bulan dikandunganku,
dan sekarang dia telah menumpahkan semua benihnya kepada indung telurku, dia
telah membuahi ibunya sendiri, dan aku pasrah menerima benihnya untuk jatuh dan
membuahi indung telurku.
Pompaan demi pompaan k0ntolnya mengeluarkan sperma pekat,
dan sekarang sperma itu telah bergabung dan tercampur dengan cairan
kewanitaanku, dan terikat menjadi satu oleh karena persetubuhan sedarah yang kami lakukan.
Setelah kami mencapai klimaks dari suatu orgasme secara
bersamaan, aku langsung membaringakan tubuhku diatas meja dengan kakiku yang tergantung ke bawah, payudaraku
terlihat dengan jelas dan tubuhku seperti mengkilat terbasahi oleh keringat.
Anak ku mencabut k0ntolnya dari memek ku, dan aku merasakan Cairan kami berdua
keluar mengalir dari liang Memekku menyusuri pahaku bagian dalam sampai kebetis
dan akhirnya jatuh menetes ke lantai.
Cairan putih sperma yang tadinya sangat kental telah berubah agak encer karena telah
bercampur dengan cairan kewanitaanku. Lalu anak ku membaringkan badannya diatas
tubuku, dengan kepalanya yang
bersandar diatara kedua payudaraku yang besar, padat dan empuk. Tenaga kami benar – benar seperti
terkuras, tapi kami merasa sangat senang dan puas. Lalu dia melihat kearah
wajaku dan menatapku dengan tatapan mata yang dipenuhi dengan air mata, dan aku tidak akan pernah melupakan perkataannya
kepadaku pada saat itu,
“ Aku sayang sama Mama”, sepanjang hidupku aku akan terus
mengingat kata-kata itu.
Aku mengerti, apa yang dia katakan tadi bukan hanya saja dia menyayangiku sebagai seorang ibu, tapi maknanya
jauh lebih luas, sebagai istri, teman, pacar dan segalanya. Yang pastinya menjadi seseorang yang terindah di dalam hidupnya.
Begitu pula sebaliknya dengan diriku kepadanya.
“Mama juga sayang kamu”, aku membalas perkataannya dengan
naluri keibuan yang pasti berbeda
dengan wanita yang lain,
kutarik tubuhnya sedikit keatas lebih dekat ke wajahku.
Sepertinya kasih sayang kami berdua lebih dari kasih sayang
antara ibu dan anak, seiring dengan k0ntolnya yang berangsur-angsur mengecil dan buah zakarnya merapat pada memek ku.
Atas kejadian itu, aku baru menyadari bahwa kami sempat
kehilangan suatu kasih sayang yang
tersembunyi, suatu hasrat yang
terpendam selama ini, dan akhirnya kami bisa menemukan inti dari kasih sayang
itu. Tetapi keadaan aslinya dari dunia ini jauh berbeda dengan keadaan kami
sekarang, dibatasi oleh Moral, semua berjalan dengan tidak adil dan kejam tentang hubungan kami.
Untuk sekarang, aku akan menutup cerita ini rapat-rapat.
Tapi memang banyak kejadian dan petualangan persetubuhan atau percintaan
sedarah kami yang belum aku
ceritakan lagi semenjak kejadian pagi itu dan setelah kejadian ini, petualangan
cinta terlarang antara aku dan Anak laki ku. Mudah-mudahan, atau mungkin,
dikemudian hari aku akan menceritakan kisah kami kembali.
Komentar
Posting Komentar