Pagi yang indah,Dargo menikmati kopinya dengan duduk di
teras depan rumahnya,sesekali melambai dan menyahuti sapaan orang orang yang
melintas di depan rumahnya,jalan desa kecil yang hanya ramai bila pagi dan sore
hari ketika warga kampung berangkat dan pulang dari sawah,maklumlah desa itu
hanyalah desa kecil di tepi hutan jati.
Dargo sendiri hanyalah anak desa biasa,bapaknya Suhadi,45 tahun,seorang
petani yang beruntung memiliki sawah yang lumayan luas.Ibunya Haryani,biasa
dipanggil Yani, 35 tahun, hanya seorang ibu rumah tangga biasa.Nanta sendiri
sekarang kelas 2 di smu negeri satu satunya yang ada di kecamatan.
“lukamu sudah sembuh go”tanya Suhadi bapaknya di tanganya
tampak menenteng sebuah cangkul,rupanya akan berangkat ke sawah.
“sudah pak”jawab Nanta,Dargo masih ingat betul peristiwa
naas 2 minggu lalu,siang itu panas terik,Dargo sedang menyiram halaman rumahnya
yang berdebu ketika sebuah truk pasir melintas kencang dan melindas sebuah botol
kratingdaeng”dokk!!” Dargo yang berdiri tegak di pinggir jalan semula tak
begitu perduli sampai akhirnya ada rasa perih di selangkanganya ketika menengok
ke bawah celana kolor yang dipakainya telah bersimbah darah.
Sontak ia berteriak minta tolong ibunya.Lebih parah lagi
ibunya langsung pingsan melihat anaknya berdarah darah,untunglah ada 2 orang
tetangganya yang melintas dan memberikan pertolongan,alhasil 4 jahitan harus
diterima burung Dargo dan untungnya lukanya juga tak terlalu dalam,kalau di
posisi tegang lukanya tepat di bawah kepala karena memang Dargo ga pernah pake
cd dan pas ketika beling itu menggoresnya burungnya sedang menggelantung ke
bawah.
“bapak ke sawah dulu go”pamit bapaknya yang sudah keluar
dari halaman rumahnya.
“ya pak.”jawab Dargo singkat,dipandangnya punggung bapaknya
yang bergerak menjauh dari pandanganya,Suhadi berkulit hitam legam dengan otot
otot kekar khas orang desa,tapi tubuhnya kecil dengan tinggi hanya 160cm,beda
sekali dengan Dargo anaknya di usia 18 tahun,Dargo sudah 173cm dengan kulit
sawo matang dan atletis.
Mungkin Dargo mewarisi gen ibunya, Haryani sendiri adalah
wanita bongsor dengan tinggi 168,dan berat 65,dengan pantat dan dada nampak
besar dan kencang,kulit kuning langsat,mata hitam lebar dan bening,hidung
sedang gak terlalu mancung tp jauh dari pesek,bibir penuh dengan deretan gigi
putih rapi.
Dargo sendiri sangat bangga dengan kecantikan ibunya karena
memang di desanya hanya beberapa saja yang mampu sejajar dengan ibunya,baik itu
kecantikan maupun kemolekan tubuhnya.
“lukamu dah kering go”tanya Haryani ibu Nanta dari ambang
pintu dan sapu lidi di tanganya.
“sudah kok bu”jawab Nanta singkat.
Haryani terdiam sesaat sebenarnya ada ganjalan dalam hatinya
yang ingin diungkapkan.Berawal dari percakapan dengan suaminya semalam.Suhadi
rupanya khawatir kalau luka itu akan mengganggu kinerja dari burung anaknya.
“kamu liat buk burung anak kita,masih normal apa tidak”kata
Suhadi malam itu.
“liat bagaimana pak,lha wong tak bantu bersihkan lukanya dia
tidak mau,tak paksa juga tak mau”jawab Haryani.
“ya dibujuk pelan pelan buk,aku lho kuatir,kalo burungnya
tidak bisa dipake,trus siapa yang akan memberi kita cucu?”
kata kata Suhadi masih terngiang di telinga,
“trus siapa yang akan memberi kita cucu?”dan Nanta adalah
anak satu satunya,sudah beberapa kali sejak musibah itu Haryani meminta untuk
membantu merawat lukanya tapi Dargo dengan tegas menolak,dan rasanya percuma
membujuk Dargo karena Haryani tau betul sifat anaknya,kukuh,ngotot dan keras
kepala.
“kamu mandi dulu sana”kata Haryani dan mulai rutinitasnya
membersihkan halaman rumahnya yang kotor oleh daun-daun kecil yang terbawa
angin.
Dargo masih duduk di kursi kayu dengan santainya tp sepintas
Haryani tahu kalau anaknya memperhatikanya,yang sedang menyapu,Haryani
tersenyum dalam hati,akhirnya ia tahu apa yang harus di lakukan.
Dargo nampak gelisah duduk di kursi,bekas jahitan di
burungnya terasa gatal,biasanya dia akan mengelus elus bekas jahitan itu bila
dia sendirian di kamar,tapi ini di teras rumah dan ada ibunya.
Mungkin karena melihat ibunya rasa gatal itu muncul,wanita
matang yg sedang menyapu itu telah lama menarik perhatian Dargo,meski dibalut
daster panjang semata kaki tp bulatan dari buah pantat ibunya begitu
menggoda,dadanya yang montok dan terlihat berat menggantung menambah rasa geli
di burungnya,dan perlahan burung itu bangun dari tidurnya,Dargo menaikan kedua
kakinya ia tak mau ibunya melihat tenda di celana kolor yang dipakenya karena
memang dia tak memakai celana dalam.Tak lama kemudian ibunya sudah selesai
menyapu,halaman rumah nampak bersih dan rapi meski hanya berlantai tanah.
“hehhh..”Dargo bernafas berat ketika ibunya sudah masuk
rumah,dengan cepat ia membetulkan letak burungnya yang tersangkut di
kolornya,sejak luka itu mulai sembuh seminggu lalu ada yang aneh dengan burung
Nanta,sering kali tiba tiba gatal dan tegang bila melihat wanita dan sialnya di
rumah ini ada wanita cantik yang selalu membuat gatal bekas luka itu.
Dargo sebenarnya jengkel juga dengan bu bidan nurul yang
menjahit luka di burungnya,jahitanya buruk sekali benjol benjol dan
berkedut,parahnya lagi sejak luka itu kering banyak bulu tumbuh di jahitan itu
membuat penampilan burung Nanta jadi tambah mengerikan.
“go..Bantu ibuk nyuci ya”ujar Haryani dari ambang
pintu.Dargo menoleh dan “plass..” jantung Dargo seakan berhenti berdetak,ibunya
telah berganti baju dan kini hanya mengenakan daster dengan potongan leher
rendah,nampak sedikit belahan dadanya yang sesak berhimpitan ditampung oleh
beha yang talinya terlihat berwarna hitam.
Daster itu juga terlihat begitu pendek hanya mencapai
setengah paha,hingga paha kuning langsat dengan bulu bulu halus itu terlihat
begitu menggoda.
“kok malah bengong,ayo bantuin ambil air”ujar Haryani
lagi,terselip rasa bangga dalam hati Haryani melihat betapa anaknya yang muda
dan ganteng tampak begitu terpesona melihat tubuhnya.
“i..Iya bu,duluan deh tak habiskan kopi dulu”jawab Dargo
beralasan.Dia hanya tidak ingin ibunya melihat tenda besar di celana
kolornya.Dargo menunggu sebentar ibunya menghilang di pintu dapur kemudian
ngibrit ke arah kamarnya,mencari celana dalam dan memakainya.
“aman deh,kalo gini kan ngaceng gak begitu kliatan”pikir
Dargo sambil tersenyum mesum.
Bergegas Dargo ke belakang,nampak ibunya sedang merendam
baju baju kotor ke dalam sebuah ember plastik besar.Halaman belakang rumah
Dargo sudah dipagar tembok setinggi 2 meter,dan sebuah sumur dengan kerekan ada
di sudut kanan dimana Haryani ibunya sedang mencuci baju disitu,rimbunan pohon
mangga membuat tempat itu selalu sejuk walaupun matahari mulai bersinar terik.
“ini diisi penuh go”kata ibunya sambil mengangsurkan 2 ember
plastik besar ke arah Nanta yang sudah memegang tali kerekan sumur.
Dargo mulai menimba air,ibunya tepat disampingnya hanya
terhalang 2 ember plastik,Haryani sendiri duduk diatas dingklik(bangku kecil
dari kayu )dasternya yang rendah tentu saja tidak dapat menutupi paha
mulusnya,kuning langsat dengan bulu bulu halus,bahkan beberapa kali Dargo dapat
melihat kearah celana dalam yang sedang dipakai ibunya.
“sudah go,jangan terlalu penuh,bantu ibuk ngucek ya”kata
Haryani.
“ya buk”jawab Dargo singkat sambil menyeret dingklik dan
duduk di depan ibunya,ia lalu mengambil kaos kotor di rendaman,dan mulai
menguceknya dengan sabun,mereka duduk berhadapan,Haryani duduk didepan anaknya
dengan kaki terbuka lebar,paha mulusnya tampak berkilau karena beberapa kali
terpercik air sabun.
“ini gila.”bisik suara hati Haryani,ia tahu anaknya bahkan
bisa melihat rimbunan rambut dimemeknya karena memang celana dalam yg
dipakainya juga tipis,ini tabu dan memalukan..tapi ada perasaan aneh membuainya
dalam birahi yang memabukkan.
“sekolahmu kapan masuk go”tanya Haryani sambil menunduk
mengucek gamis yang kemarin dipakainya buat arisan PKK.
“masih seminggu lagi buk”jawab Dargo,sekolah memang sedang
libur panjang kenaikan kelas.Dargo begitu terpukau dengan paha paha mulus di
depanya,begitu halus,begitu mulus,begitu dekat hanya sejangkauan tangan dan
hebohnya Haryani ibunya tak berusaha menutupi auratnya yang terbuka.
Burung Dargo menggeliat geli dan perlahan mengeras
kokoh.Walaupun sudah tertutup cd tetap saja bayangan kontol besarnya tetap tercetak
di celana kolornya.Dargo membuka kakinya,
“ibu saja gak malu,kenapa aku harus malu”pikirnya.
Haryani melirik sepintas ke selangkangan Dargo,tampak senyum
kecil disudut bibirnya,”anakku masih bisa ngaceng,tapi apa iya sebesar
itu”pikir Haryani karena melihat bayangan mentimun besar di selangkangan
anaknya.
“kamu pacaran sama dini ya”tanya Haryani sambil meneruskan
ucekan yang tinggal 2 buah sarung milik suaminya.
“gak buk,memang ibuk dengar dari siapa?”jawab Dargo balik
bertanya,mata ibunya yang selalu tertunduk pada cucian,membuat mata Nanta
berpesta pora menikmati mulusnya bagian bawah tubuh ibunya.
“dari ibu ibu pas belanja di depan”jelas ibunya,depan rumah
Dargo tiap jam 5pagi memang ada penjual sayur keliling yang selalu ramai dengan
ibu ibu.Dini sendiri adalah adik kelas Nanta dan juga tetangga berselang 5
rumah.
“halah cuma isu buk,eh sarungnya biar Dargo ucek,ibuk yang
bilas.”
Haryani menyerahkan sarung yang baru mau diuceknya,berdiri
dan mulai membilas pakaian yang telah diucek dengan sabun,ember yang rendah
membuatnya harus membilas dengan posisi menunduk rendah,Dargo terkesiap
potongan daster yang rendah itu membuat buah dada ibunya seakan mau loncat
keluar,kutang hitam itu seakan tak cukup muat untuk menampung buah dada Haryani
yang menggelembung indah,Dargo mengernyit,ada sedikit nyeri di bekas luka
karena kontolnya sudah tegang setegang tegangnya.
Ingin rasanya dia menjangkau dan meremas remas daging
menggiurkan itu.
“hadeuh gila bener mulus dan guede susumu buk..”bisik Dargo
dalam hati.
“buk dasternya baru ya?”celetuk joko tiba tiba.Haryani
terkejut dan sekejap merah mukanya karena malu.
“gak nak,daster jelek gini,bapakmu yang gak suka kalau ibuk
pakai siang hari..”jawabnya.
“bapak katrok sih,ibu pantes dan cantik kalo pake baju
ini”jawab Dargo sebenarnya dia ingin bilang sexy tapi takut nanti ibunya
tersinggung.
“sebenarnya ibuk juga suka daster ini,gak ribet juga isis
adem,malah ibuk punya 2,yang ijo ini sama merah di lemari,kainnya juga halus..
“jelas Haryani
“masa sih..”ucap Dargo setengah tak percaya,ia mengelap
tanganya yang berlumur sabun dengan bagian belakang celana kolornya.
Kemudian dengan berani menjangkau sisi samping buah dada
ibunya dengan pura pura merasakan kehalusan bahan kain daster itu.
Haryani terkesiap,darahnya berdesir,anak kandungnya berani
dan dengan sengaja menjamah susunya,meski hanya bagian samping luar tapi tetap
sensasi itu terbawa ke memeknya yang mendadak geli dan mengeluarkan cairan
kental hangat,Haryani tahu celana dalamnya telah basah dibagian depan.
Dargo sendiri sudah tak kuat lagi,selesai ucekan terakhir
sarung bapaknya Dargo langsung mengakhiri acara mencuci penuh nafsu itu,pergi
ke kamar dan mengocok burungnya sambil menghayal ngentot dengan ibunya.
“Dargo gimana buk?”tanya Suhadi pada istrinya,malam telah
larut diluar hanya terdengar suara jangkrik dan belalang,Suhadi sendiri telah
berada di atas dipan memeluk tubuh montok istrinya.
“aku mesti gimana pak..Aku bantu merawat lukanya,dia gak
mau” jawab Haryani lirih,entah kenapa dia berbohong,padahal ia yakin betul
bahwa kontol anaknya normal bahkan lebih dari normal untuk ukuranya.
“ya bu’e usaha gimana gitu,biar hatiku tenang kalau tahu
anak kita masih normal itunya” jawab Suhadi sambil meremas remas lembut susu
istrinya.
“usaha gimana pak caranya?” tanya Haryani pura pura
bodoh,sambil menikmati tangan kasar suaminya yang menjamah susunya.
“mosok kalau Dargo bu’e pameri susumu gimana?Kalo gak
ngaceng berarti anak kita impoten”
Haryani sejenak kaget dengan ucapan suaminya,
“pak’e ini ngawur saja,aku ini ibunya,wes gak mau aku”jawab
Haryani beralasan.
“lha gimana lagi buk”Suhadi menggumam lirih,Haryani terdiam
ia membuka kakinya ketika Suhadi menarik ujung bawah dasternya,suaminya
menindih dapat dirasakanya ujung kontol Suhadi mencari jalan kepintu lembab
memeknya dan “sleeb” rasa nikmat menjalar dari selangkanganya ketika suaminya
mulai mengayuh perahu cinta mereka,namun tak lama semua berakhir dengan guyuran
kental hangat di lobang peranakanya.
Suhadi terguling ke samping,Haryani sendiri segera bangkit
dan membersihkan dirinya di kamar mandi ketika balik ke kamar suaminya sudah
pulas.Dengan sedikit jengkel diapun ikut merebahkan diri di sampingnya.
“gak gerah buk,pake
baju kaya gitu?”tanya dargo pada ibunya yang berdiri di ambang pintu,bayangan
bapaknya yang pergi ke sawah baru saja menghilang di telan rimbun pohon pohon
di pematang sawah.
“gerah juga,bapakmu sukanya gini kok”jawab ibunya sambil
memandang daster panjangnya yang menutupi mata kaki.
”kamu dah sarapan go?” tanya ibunya.
“belum buk,ibuk sudah?”
“belum juga,yuk sarapan bareng.”jawab Haryani sambil
menggamit tangan anaknya agar berdiri,sekilas dilihatnya guncangan benda besar
di kolor anaknya ketika bangkit berdiri.
“sambelnya ambil dulu di dapur,ibuk tak ganti baju yang
enak”ujar Haryani,Nanta sendiri kemudian melangkah ke dapur,mengambil sambil
dan duduk menunggu ibunya di ruang makan.
Dia sampe terbelalak ketika ibunya muncul di ruangan
itu,dengan daster mini seperti kemaren,hanya sekarang warna merah,rambutnya
hitam, panjang yang tadi diikat ala kadarnya kini terurai,rambut Haryani lurus
alami,Dargo baru menyadari betapa indah rambut ibunya,biarpun tak pernah
kesalon untuk rebonding tapi rambut ibunya begitu lurus indah alami.Dan yang
lebih mendebarkan lagi tak ada tali kutang di pundak ibunya,ya benar ibunya tak
pake kutang,putingnya nampak membayang di balik kain bajunya.Nanta melongo.
“kamu kenapa nak?”tanya Haryani yang melihat anaknya
ternganga.Sengaja ia tadi melepas kutang karena ingat saran suaminya semalam.
“ibuk cantik banget”jawab Dargo spontan.
Haryani merasa melambung bangga,ia tahu anaknya
memperhatikan susunya yang tak berkutang,tatapan Dargo seakan menyusuri setiap
inchi demi inchi tubuhnya,Haryani tahu,putingnya mengeras,dan sekarang tonjolan
puting itu begitu kentara membayang dibalik kain dasternya.Haryani berlama lama
berdiri dengan alasan membuka tutup nasi dan sayur,ia merasa hangat dengan
tatapan buas anaknya di sekujur tubuhnya.
“biar Dargo yang ambilin buk”tawar Dargo ketika melihat
ibunya akan mengambil nasi.
dargo bangkit sontak kontolnya yang ngaceng tegak berdiri
membuat tonjolan tenda besar di kolornya yang tipis.Haryani terbeliak kaget,dan
dengan mulut menganga matanya memandang lekat tenda besar di kolor
anaknya,Haryani yakin kontol anaknya ini 3x lebih besar dari milik suaminya.
“ada apa buk?”tanya Dargo ada perasaan bangga memamerkan
kontol 17cm miliknya,meski masih di balik kolor.
“gak da pa pa.”jawab Haryani singkat,mukanya merah karena
malu.
Mereka berdua sarapan dengan diam karena larut dengan
pikiranya masing2.Dargo masih takjub dengan penampilan ibunya pagi ini,ia
seperti melihat gadis umur 20tahun dan bukan ibunya yang sudah 35 tahun.
Selesai sarapan Haryani memulai aktifitasnya di dapur untuk
memasak buat makan siang,Dargo yang sudah ngaceng berat melihat penampilan
ibunya mengekor dari belakang.
“kamu kok ikutin ibuk terus,gak maen sama sobatmu joko
itu?”tanya ibunya,joko adalah teman sekelas Dargoa dan juga tetangga mereka.
“joko juga jarang keluar buk,kalo tak ajak keluar,malas
katanya”
“ya maen sama dini pacarmu itu”
“malas,enakan
di rumah sama ibuk”
“kok bisa?”tanya Haryani,sambil mencuci beras.
“abis sekarang ibu cantik dan sexy” jawab Dargo sambil
tersenyum mesum.
“berarti dulu gak cantik donk”jawab ibunya cepat.
“ya gak juga,dulu juga cantik tapi kan ibuk dulu tertutup
terus pakaianya.”
“kamu suka ya ibuk pake begini?”
“suka banget buk,Dargo janji kalau ibuk pake sexy,Nanta gak
akan keluyuran lagi”janji Nanta karena ingat ibunya selalu marah jika ia
kluyuran gak jelas.
“tapi kalau bapakmu tau ya pasti marah go”ucap ibunya sambil
menyalakan kompor,
Dargo dengan cepat mengambil panci yang sudah berisi
air,posisi mereka yang berdempetan dan kompor yang agak tinggi membuat sikut
joko menempel di susu ibunya,dan ia berlama lama memegang panci itu.
“kamu ngapain nyikut nyikut susu ibu”tanya Haryani tapi juga
tidak berusaha menghindarkan susunya dari sikut anaknya.
“habis susu ibuk gede banget”jawab Nanta polos.
Kontolnya sudah tegak tegang dan mencucuk cucuk pantat
ibunya.Dargo sudah tidak tahan lagi tanganya lalu meraih susu besar ibunya dan
meremas remas lembut.Haryani kaget dengan keberanian anaknya tapi ia berusaha
berlaku sewajar mungkin tanpa menepis tangan Dargo,ataupun menghindar dari
mentimun besar yang menempel di pantatnya.
“sudah ah,ibuk repot,kamu ini pegang pegang ibuk,sedang
kontolmu sakit ibuk gak boleh liat “ujar Haryani
“owh itu,habis Dargo malu buk,tapi sekarang sudah gak buk,kan
ibuk juga boleh susunya Dargo pegang”
“aku kan ibukmu go,masa sama ibuk sendiri malu,ibuk kan jadi
sedih”
“iya maaf buk..”jawab Dargo sambil memeluk ibunya dari
belakang,hidungnya dibenamkan di leher ibunya yang sedikit
berkeringat,sementara kedua tanganya menangkut gundukan lembut nan kenyal di dada
ibunya.
“sudah go,sibuk ini”ucap ibunya pelan sambil berusaha
melepaskan diri dari pelukan anak kandungnya.
“sekarang sudah gak malu lagi buk”kata Dargo sambil melepas
celana kolornya.
“astaga” pekik Haryani spontan,kontol Dargo kini terbuka
dengan gagahnya,coklat tua panjang 18cm dengan diameter hampir 4cm..Sehingga
kontol itu terlihat panjang sekali.Haryani melongo teringat kontol suaminya
yang kcil mungil.
“sebenarnya sudah gak sakit,tapi gatal sekali buk bekas
jahitanya.”Dargo kemudian duduk di meja dapur,Haryani blank..
Dia hanya diam terlongong,di depanya kini tegak menjulang
kontol muda yang kokoh dan menggiurkan.
“pegang donk buk..” perintah Dargo dan membawa tangan ibunya
ke arah kontolnya.
Haryani masih terkesima kontol itu kini dalam genggamanya,terasa
hangat dan berkedut,bekas jahitan itu terasa sedikit kasar,dan reflek jari jari
Haryani mengocok kontol anaknya.
“enak buk..Terus”lenguh Dargo yang merasa nikmat,Haryani
seakan sadar dan melepas genggamanya tapi Dargo dengan sigap menggenggam tangan
ibunya agar tetap melingkari kontolnya.
“kalo sudah sembuh ya sudah nak,mau apa lagi” ucap Haryani
sambil mengocok pelan pelan kontol anaknya,dadanya bergemuruh oleh nafsu.
“buk Dargo boleh liat susu ibuk” pinta Nanta,tapi tanganya
sudah meremas remas lembut susu ibunya.
Haryani diam tapi
tangan kirinya bergerak menjangkau leher bajunya yang rendah dan ternyata
molor,menariknya ke bawah dan meloncat dua gunung lunak nan empuk ,padat dan
halus,putingnya tegak dan sedikit panjang.
“susumu gede dan montok buk”puji Dargo sambil mengusapi dada
ibunya,Haryani menggelinjang tangan itu begitu halus beda sekali dengan tangan
Suhadi suaminya yang kasar karena tiap hari bergelut dengan cangkul.
“buk Dargo boleh pegang memek ibuk” pinta Nanta polos seakan
tanpa dosa.
“jangan nak,aku ini ibumu,sebenarnya ini sudah terlalu jauh”
tolak Haryani tapi tetap membiarkan tangan anaknya yang terus meremas dan
mengusapi susunya.
“sudah ya nak,nasinya mau tumpah tu “kata Haryani sambil
melepaskan genggaman di kontol anaknya karena melihat beras yang direbusnya
sudah mendidih dan sebagian tumpah membasahi kompornya.
Dargo
terlihat sedikit kecewa,dia turun dari meja dapur dan keluar dari dapur,masih
dengan tanpa celana ia menuju ruang tamu dan mengunci pintu depan trus kembali
lagi ke dapur,dilihatnya ibunya masih sibuk menanak nasi.Dargo mendekat dan
mengusap usap pantat ibunya dari belakang.
“ibuk masih sibuk nak”keluh Haryani tapi juga membiarkan
tangan anaknya bermain di bokongnya.Dargo tersenyum ketika tanganya menyelinap
masuk di daster ibunya dan merabai pantat bulat itu,ibunya tak pakai celana
dalam.
Haryani menggelinjang jari jari anaknya kini hinggap
dipermukaan vaginanya dan merabai jembutnya yang rimbun dan lembab.
“Dargo sudah dong,ini ibu nak”pinta Haryani tapi juga tak
ada gerakan yang menolak perlakuan anaknya yang menjamahi aurat paling
terlarangnya.
“gak adil buk,ibuk kan sudah pegang pegang kontol
Dargo”jawab Dargo bergetar suaranya oleh nafsu,dengan lembut dia menarik pantat
ibunya kebelakang dan mendorong pelan punggung ibunya agar menunduk,kini
Haryani sudah berdiri dengan posisi nungging dan tangan berpegangan pada meja
dapur,
“jangan nak..Aku ini ibumu “ucap Haryani lemah ketika kaki
Dargo menggeser kaki kananya agar mengangkang lebih lebar,nanar Dargo memandang
vagina itu,jembut ibunya begitu lebat hingga menutupi pintu nikmat itu,
Dargo menyibakkan jembut dan membuka vagina ibunya,merah dan
basah itilnya tegak runcing dan kaku seakan menanti sentuhan jari jari Dargo,lembut
ia mengusap itil itu,Haryani menggeliat lututnya seakan lumpuh oleh sentuhan
itu tubuhnya melorot jatuh dan kini ia telungkup bertumpu lutut yang terpentang
lebar,mengekspose vagina dengan vulgar di depan wajah anak kandungnya.Seumur
hidup Dargo baru kali ini melihat dan memegang vagina..Jari jarinya gemetar
ketika perlahan jarinya menyusup ke dalam panas lobang vagina itu, Dargo takjub
dari lobang ini ia lahir ke dunia,tapi kenapa begitu kecil dan sempit.Vagina
itu juga sangat basah,Dargo perlahan mendorong jarinya keluar masuk.
“owwh enaknya..”lenguh Haryani parau,sensasi bahwa yang
mengerjai vaginanya adalah anak kandungnya membawa Haryani ke gairah tertinggi
yang pernah dirasakan olehnya.
Sampai sebuah sensasi aneh membawa gelombang nikmat yang
belum pernah dirasakan oleh Haryani.
“aarggh..Enaknya tempekku”Haryani terhentak hentak oleh
gelombang nikmat itu,sesuatu yang hangat,basah,kasar tapi lembut dan hembusan
udara panas terasa membuai selangkanganya bahkan terasa juga menggelitik lubang
anusnya..
Haryani mengernyit nikmat dan penasaran dengan sensasi yang
baru dirasakanya seumur hidup,ia mengangkat kepalanya untuk melihat apa yang
telah dilakukan anaknya..
“astaga ..Dargo jangan nak tempek ibu kan kotor.. “ceracau
Haryani berusaha menghindari mulut anaknya yang memporak porandakan vaginanya.
Tapi Dargo sudah siap dengan menahan punggung ibunya agar
tetap pada posisi itu..Haryani mengerang panjang itilnya terasa pecah oleh
nikmat ketika Nanta menghisapnya..Sumsum di tulang tulangnya seakan berkumpul
menumpuk mencari jalan keluar dan dengan dahsyat menyembur keluar menjadi
orgasme yang maha dahsyat
“aaarggh..Ibuk ke..luarrr..Uuughh”Haryani menggapai berusaha
mencari pegangan..
Aliran air maninya seperti bendungan yang tiba tiba
ambrol,dan Dargo terus menghajarnya dengan sedotan kuat di itil ibunya..Haryani
merasa ada angin dingin yang ikut tersedot dari ubun ubunnya mengalir lembut
dan nikmat sampai ke vaginanya yang terus menyemprotkan cairan nikmat..Haryani
lumpuh,tubuhnya,menggelosoh telungkup dan terhentak hentak kecil sisa sisa
orgasmenya.
Dargo memandang takjub pada tubuh ibunya yang telungkup di
lantai dapur,suara desis air mendidih menyadarkanya,segera dimatikanya
kompor,ibunya sudah berbalik terlentang,matanya sayu dengan tatap mata seribu
arti,Dargo menunduk dan melumat bibir ibunya yang disambut dengan lumatan lemah
bibir kenyal itu.Dargo membopong tubuh ibunya ke kamar dan membaringkanya di
ranjang,lemah dan pasrah,bajunya awut awutan,kakinya terbuka lebar,Dargo
bergerak menindih ibunya.
“ibuk masih ngilu nak”ucap Haryani parau.
“kontolku gatel buk..Pingin ngrasain tempekmu”bisik Dargo di
telinga ibunya.Kontolnya diarahkan ke vagina ibunya,Dargo yang memang belum
pernah bersanggama nampak kesulitan mencari jalan nikmat di vagina ibunya.
Haryani lalu membantu mengarahkan kepala gundul itu ke
lobang peranakanya.”sleep..” kepala gundul itu telah masuk ke lobang nikmat
Haryani,mata membeliak,vaginanya seakan mau robek,kontol itu terlalu besar
baginya karena memang kontol yang biasa menyusuri lorong vaginanya cuma milik
Suhadi yang sangat kecil.
“pelan pelan nak..Kontolmu gede banget”bisik Haryani sambil
menahan ngilu di vaginanya.
Dargo merasakan betapa jepitan kuat,tapi lembut dan hangat
terasa di kepala kontolnya,perlahan dia mendorong kontol panjangnya di
peranakan ibunya.Haryani merintih lirih vaginanya terasa penuh sesak sensasinya
sungguh memabukkan jarinya mencengkram erat dan serr..Serr..Gelombang orgasme
kedua melandanya dengan cepat..Tubuhnya berkelojotan dan terhentak hentak,Dargo
merasakan betapa jepitan itu semakin kuat tapi juga lobang itu semakin
licin,dengan sekali hentakan ia mendorong masuk sampai semua terbenam di vagina
ibunya.
Haryani merintih pelan,matanya terbeliak hingga hanya
terlihat putihnya saja,perutnya terasa sedikit mulas karena kontol itu terlalu
jauh masuk di rahimnya..Haryani lemas,rasa nikmat memabukkanya,Pasrah.
“tempekmu uewnake buk”bisik Dargo di telinga ibunya,perlahan
ia mencabut kontol di benaman vagina ibunya yang kuat menjepit,mendorongnya
lagi,sekali,dua kali,tiga kal,berkali kali sampai Dargo merasa lancar dan
semakin licin,Dargo terus menggenjot dengan kecepatan tinggi,cepat dan kasar
tanpa jeda..
Ia seperti gila dengan lobang vagina yang begitu
nikmat.Haryani sendiri sudah tak berdaya..Bombardir kontol di vaginanya membawa
Haryani ke alam nikmat yang tak pernah dirasakanya selama ia berumah
tangga,tubuhnya lemas dengan hentakan hentakan kecil orgasme panjangnya.
Sampai akhirnya tangan anaknya erat mencengkram pantatnya
dan menghunjamkan kontol itu sedalam dalamnya..Haryani menjerit,Dargo menggeram
gumpalan lengket dan panas meluncur menerpa dinding dinding rahim ibunya..
Bertubi tubi cairan itu membombardir rahim Haryani..Haryani
menggigit pundak anaknya,memeluknya erat.Orgasme yang panjang benar benar
melumpuhkanya tubuhnya lemas.Nanta mencabut kontolnya yang terasa ngilu di
jepitan vagina ibunya.Keduanya terdiam meresapi sisa sisa nikmat.Lelah.Lelapburungnya
Komentar
Posting Komentar